Selasa, 22 Oktober 2013

Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Pembagian flora (tumbuhan) dan fauna (hewan) di Indonesia dibedakan menurut garis yang disebut sebagai garis Wallace dan Weber. Garis Wallace adalah sebuah garis hipotetis yang memisahkan wilayah geografi hewan Asia dan Australis. Garis Weber adalah sebuah garis khayal pembatas antara dunia flora dan fauna di paparan sahul dan di bagian lebih barat Indonesia.

Alfred Russel Wallace merupakan seorang ahli Inggris yang pernah mengadakan penelitian tentang keanekaragaman fauna di hutan Amazon serta disusul oleh penelitian fauna di Indonesia pada tahun 1854 hingga 1862. Sedangkan Max William Carl Weber merupakan ilmuwan asal Jerman bidang zoologi (hewan) yang terkenal berkat beberapa jasanya, yaitu pernah memimpin ekspedisi laut Sibolga pada tahun 1899 hingga 1900 dan pernah pula mengadakan penelitian tentnag fauna di daerah Indonesia Timur pada tahun 1888. Penelitian Wallace dan Weber tersebut kemudian menghasilkan kesimpulan bahwa Indonesia memiliki tiga daerah pembagian flora dan fauna. Tiga daerah tersebut adalah Indonesia Barat, Indonesia Tengah, dan Indonesia Timur. Garis Wallace memisahkan antara flora dan fauna di Indonesia Barat dan Tengah, sedangkan garis Weber memisahkan antara flora dan fauna di Indonesia Tengah dan Timur.
A.    Indonesia Barat
        Tipe flora dan fauna mirip dengan flora dan fauna khas Asia.Semakin ke kawasan timur, maka jenisnya semakin langka.Contoh flora: pohon meranti, kemenyan, karet, kapur barus (kamper), dan lain sebagainya.sedangkan  fauna: harimau tutul, gajah, badak, banteng, ular sanca, dan lain sebagainya.
B.     Indonesia Tengah
Tipe flora dan fauna: peralihan antara Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Flora dan fauna di Indonesia Tengah umumnya merupakan fauna endemik yang hanya  terdapat di Indonesia.Contoh flora: lontar, dsb. sedangkan  fauna: kuskus, anoa, babi rusa, kera, dan lain sebagainya.
C.     Indonesia Timur
        Tipe flora dan fauna: mirip flora dan fauna AustraliaContoh flora: eucalyptus, rasamala. Sedangkan  fauna: burung kasuari, beruang pohon, cendrawasih, kanguru, dan lain sebagainya.
1.      Faktor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna
a.       Kondisi geologi
Keanekaragaman flora dan fauna di permukaan bumi ini diperkirakan sesuai dengan perkembangan bumi dalam membentuk benua (kontinen) menurut Teori ”Apungan” dan ”Pergeseran Benua” yang disampaikan oleh Alfred Wegener(1880-1930)


b.      Iklim
      Suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap proses perkembangan fisik flora dan fauna, sedangkan sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk fotosintesis dan metabolisme tubuh bagi beberapa jenis hewan. Angin sangat berperan dalam proses penyerbukan atau bahkan menerbangkan beberapa biji-bijian sehingga berpengaruh langsung terhadap persebaran flora. Kondisi iklim yang berbeda menyebabkan flora dan fauna berbeda pula.

c.        Ketinggian tempat
      Ahli klimatologi dari Jerman yang bernama Junghuhn membagi habitat beberapa tanaman di Indonesia berdasarkan suhu, sehingga didapatkan empat penggolongan iklim sebagai berikut.

1.      Wilayah berudara panas (0 – 600 m dpal).
Suhu wilayah ini antara 23,3 °C – 22 °C, Tanaman yang cocok ditanam di wilayah ini adalah tebu, kelapa, karet, padi, lada, dan buah-buahan.

2.      Wilayah berudara sedang (600 – 1.500 m dpal)
Suhu wilayah ini antara 22 °C – 17,1 °C. Tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini adalah kapas, kopi, cokelat, kina, teh, dan macam-macam sayuran, seperti kentang, tomat, dan kol.
             
3.      Wilayah berudara sejuk (1.500 – 2.500 m dpal)
Suhu wilayah ini antara 17,1 °C – 11,1 °C. Tanaman yang cocok ditanam pada wilayah ini antara lain sayuran, kopi, teh, dan aneka jenis hutan tanaman industri.
             
4.      Wilayah berudara dingin (lebih 2.500 m dpal)
Wilayah ini dijumpai tanaman yang berjenis pendek. Contohnya, edelweis.
d.      Faktor biotik.
Pohon beringin merupakan salah satu tanaman yang disukai burung. Burung-burung tersebut memakan biji beringin yang telah matang, lalu burung tersebut tanpa sadar ternyata telah menyebarkan tanaman beringin melalui biji yang masuk ke dalam tubuh burung lalu keluar bersama kotorannya. Pencernaan burung ternyata tidak mampu memecah kulit keras biji-biji tertentu sehingga biji tersebut keluar bersama kotoran. Biji yang keluar bersama kotoran tersebut apabila berada di habitat yang cocok akan tumbuh menjadi tanaman baru.

2.      Konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris, (Inggris)Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan.
            Sedangkan menurut ilmu lingkungan, Konservasi adalah
1.  Upaya efisiensi dari penggunaan energi, produksi, transmisi, atau distribusi yang berakibat pada pengurangan konsumsi energi di lain pihak menyediakan jasa yang sama tingkatannya.

2. Upaya perlindungan dan pengelolaan yang hati-hati terhadap lingkungan dan sumber daya alam.
3. (fisik) Pengelolaan terhadap kuantitas tertentu yang stabil sepanjang reaksi kiamia atau transformasi fisik.
4. Upaya suaka dan perlindungan jangka panjang terhadap lingkungan
5. Suatu keyakinan bahwa habitat alami dari suatu wilayah dapat dikelola, sementara keaneka-ragaman genetik dari spesies dapat berlangsung dengan mempertahankan lingkungan alaminya.
Kawasan konservasi mempunyai karakteristik sebagaimana berikut:
1.Karakteristik, keaslian atau keunikan ekosistem (hutan hujan tropis/'tropical rain forest' yang meliputi pegunungan, dataran rendah, rawa gambut, pantai)
2. Habitat penting/ruang hidup bagi satu atau beberapa spesies (flora dan fauna) khusus: endemik (hanya terdapat di suatu tempat di seluruh muka bumi), langka, atau terancam punah (seperti harimau, orangutan, badak, gajah, beberapa jenis burung seperti elang garuda/elang jawa, serta beberapa jenis tumbuhan seperti ramin). Jenis-jenis ini biasanya dilindungi oleh peraturan perundang-undangan.
3.Tempat yang memiliki keanekaragaman plasma nutfah alami.
4.Lansekap (bentang alam) atau ciri geofisik yang bernilai estetik/scientik.
5.Fungsi perlindungan hidro-orologi: tanah, air, dan iklim global.
6.Pengusahaan wisata alam yang alami (danau, pantai, keberadaan satwa liar yang menarik).
3.      Pengertian Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati (biodiversity atau biological diversity) merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kekayaan berbagai bentuk kehidupan di bumi ini mulai dari organisme bersel tunggal sampai organisme tingkat tinggi.

Jenis keanekaragaman hayati
1. Keanekaragaman genetik (genetic diversity); Jumlah total  informasi genetik yang terkandung di dalam individu tumbuhan, hewan dan mikroorganisme yang mendiami bumi.
2. Keanekaragaman spesies (species diversity); Keaneraragaman organisme hidup di bumi (diperkirakan berjumlah 5 – 50 juta), hanya 1,4 juta yang baru dipelajari.
3. Keanekaragaman ekosistem (ecosystem diversity); Keanekaragaman habitat, komunitas biotik dan proses ekologi di biosfer atau dunia laut.

4.      Manfaat dari pengembangan keanekaragaman hayati
Manfaat dari pengembangan keanekaragaman hayati antara lain:
a.       Manfaat dalam Ekonomi
Jenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora) dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakat Indonesia maupun untuk kepentingan ekspor, misalnya saja kayu jati jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan kosmetika.
b.      Manfaat dalam Ekologi
misalnya hutan hujan tropis. Hutan hujan tropis memiliki nilai ekologis atau nilai lingkungan yang penting bagi bumi, antara lain:
a. Merupakan paru-paru bumi Kegiatan fotosintesis hutan hujan tropis dapat menurunkan kadar karbondioksida (CO2) di atmosfer, yang berarti dapat mengurangi pencemaran udara dan dapat mencegah efek rumah kaca.
b. Dapat menjaga kestabilan iklim global, yaitu mempertahankan suhu dan ke lembaban udara. Selain berfungsi untuk menunjuang kehidupan manusia, keanekaragaman hayati memiliki peranan dalam mempertahankan keberlanjutan ekosistem.

c.       Manfaat dalam Farmasi
Manusia telah lama menggunakan sumber daya hayati untuk kepentingan medis. Selain pengobatan tradisional, pengobatan moderenpun sangat tergantung pada keragaman hayati terutama tumbuhan dan mikroba. Sumber daya dari tanaman liar, hewan dan mikroorganisme juga sangat penting dalam pencarian bahan-bahan aktif bidang kesehatan.  Banyak obat-obatan yang digunakan saat ini berasal dari tanaman;  beberapa antibiotik, berasal dari mikroorganisme, dan struktur kimia baru ditemukan setiap saat.
d.      Manfaat dalam Ilmu pengetahuan dan Teknologi
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan.


 DAFTAR PUSTAKA
http://www.satwa.net/94/mengenal-persebaran-flora-dan-fauna-di-indonesia.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar